Mengapa kita perlu melestarikan alam sekitar kita ?
Dibumi kita ini banyak sekali kita jumpai
beraneka ragam hewan dan tumbuhan yang beraneka ragam, yang sangat umum disebut
Flora dan Fauna yang sangan bervariasi serta berkewajiban untuk kita lestarikan
bersama-sama. Dunia Flora dan Fauna ini tidak bisa kita pisahkan antara satu
dengan yang lain, karena didalamnya memiliki saling ketergantungan serta saling
membutuhkan antara satu dengan yang lain, karena dimanapun juga alam ini
merupakan tempat bernaung, berlindung sekaligus sebagai tempat bereproduksi
bagi hewan-hewan tertentu.
Bagaimana Caranya ?
Caranya sangatlah mudah untuk kita
realisasikan, selama kita bisa mmengontrol emosional dan Nafsuh kita sebagai
manusia. Adapun caranya yaitu :
1.
Tidak menebang hutan diluar
kendali
Hutan liar maupun hutan
lindung merupakan zona yang paling banyak dihuni oleh berbagaimacam jenis hewan
dan tumbuhan yang sekaligus merupakan tempat berlindung bagi bayi-bayi hewan
tersebut. Jika hutan liar dan hutan lindung ini ditebang tanpa ada Reboisasi
ulang, maka akan mempertinggi persentase penghuni hutan tersebut akan punah,
itu semua sudah merupakan tanggung jawab kita semua menjaga dan
melestarikannya. Jika kita terpaksa untuk menebang satu pohon, maka kita
sebagai manusia yang rasional, kita wajib untuk menggantinya kembali
sekurang-kurangnya 2 atau 3 bibit pohon tersebut, hal tersebut merupakan kita
untuk tetap melestarikan alam kita.
2.
Tidak membuang/mengalirkan limbah
rumah tangga dan limbah industri di perairan sungai dan laut, serta
dilingkungan sekitar kita.
Air merupakan salah satu
sumber kebutuhan makhluk hidup termasuk kita sebagai manusia yang merupakan
sakral adanya, karena manusia untuk mencuci, memasak, minum, mandi dan
sebagainya pasti membutuhkan air untuk segala keperluannya, Hewan Tumbuhan dan
Manusia tidak bisa hidup tanpa air. Bila kita mengalirkan limbah tersebut diair
sungai dan diair laut, maka secara otomatis air tersebut akan tercemar yang
mengakibatkan biota-biota yang ada diair sungai dan laut akan kesulitan untuk
bertahan hidup serta akan berimpas pada kematian dan bahkan kehidupan
manusiapun akan terancam, maka dari itu sebagai kesimpulan terakhir
lestarikanlah alam kita dengan tidak menebang hutan lindung dan liar, mengalirkan
bahan kimia termasuk limbah rumah tangga diperairan sawah, sungai dan laut,
tidak menggunakan bahan peptisida secara berlebihan terhadap pertanian di
persawahan dan perkebenan
3.
Menciptakan Hutan Buatan dan
budidaya hewan laut yang terancam punah
a.
Menciptakan Hutan Buatan
Karena maraknya perburuan saat sekarang ini, maka perlu
ktia menciptakan hutan buatan sebagai selusi yang signifikan yang merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan hewan-hewan yang terancam punah
dengan kita menangkapnya dari tempat asal mereka dan kemudia kita alihkan
ketempat buatan kita, maka dengan demikian hewan tersebut akan tetap
terlestarikan.
Daftar Hewan yang terancam Punah
Klik Website :http://id.wikipedia.org/wiki/Spesies_terancam
b.
Budidaya biota laut.
Karena maraknya pemboman liar oleh sebagian manusia yang
tidak bertanggung jawab serta sifat manusia yang tidak pernah puas akan segala
hal, maka perlu adanya upaya pemerintah dan kita sebagai pelaksananya untuk
membudidaya biota-biota yang terancam punah yang berada dilaut dengan cara
memindahkan biota tersebut ketempat pembudidaya, dengan demikian maka hewan
laut yang terancam punah tersebut akan tetap terjaga dan terlestarikan.
Daftar Biota Laut yang terancam Punah
Klik Website :http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/marine/howwework/endangeredmarinespecies/
Keunikan lain dari biodiversitas di
Indonesia adalah banyakny jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang berstatus langkah
sehingga harus dilindungi dan sebagian diantaranya sudah terdaftar di IUCN Red
Data Book.
Jenis-jenis hewan yang termasuk
langkah antara lain adalah Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), harimau
Sumatra (panthera tigris sumatrae), tapir (tapirus indicus), elang (spizaetus
nanus), rangkong (rhyticeros corrugetus), orang utan (pongo pygmeus abelii di
Sumatra dan pongo pygmeus pygmeus Kalimantan), komodo (varanus komodoensis),
beruang madu (Helarctos malayanus), bekantan (Nasalis larvatus), buaya muara
(Crocodylus porosus), badak bercula Satu (Rhinoceros sondaicus), macan kumbang
(panther pardus), gajah Sumatra (elephas maximus), penyu hijau (Chelonia
mydas), jalak bali putih (Luecopsar rothsclindi), cenderawasih (paradisaca
minor), maleo (Macrochepalas maleo), kakatua raja (probosciger aterrimus),
kasuari (casuarius casuarius), dan ular sancaa hijau (chondrophyton viridis)
Adapun jenis tumbuhan yang
berstatus langkah yang teracam punah antara lain adalah matoa (pometia
pinnata), gandaria (boues marcophylle), badali (radermachera gigantean), kepuh
(stereula foetida), kiuwak (pangium) edule), bendo (artrocarpus elesticus), dan
sawo kecik (manikara kauki).
DAFTAR
FAUNA DI TAMAN NASIONAL (TN) BESERTA STATUSNYA
Daftar beberapa fauna di T.N Wasur
dan Rawa Biru yang termasu dalama CITES
NAMA HEWAN
|
NAMA INDONESIA
|
STATUS
|
Crocodylus porosus
|
Buaya muara
|
Rentan
|
Carettochelys insculpta
|
Labi-labi papua
|
Tidak cukup infomasi
|
Ephippiorrhynchus asiaticus
|
Bangau berleher hitam
|
Appendix I CITES
|
Haliaetus leucogaster
|
Elang laut berperut putih
|
Appendix II CITES
|
Haliastur indus
|
Brahminy kite
|
Appendix II CITES
|
Haliastur sphenurus
|
Whisting kite
|
Appendix II CITES
|
Pandion haliaetus
|
Osprey
|
Appendix II CITES
|
Grus rubicundus
|
Brolga
|
Appendix II CITES
|
Spilocuscu maculatus
|
Kuskus berbinti
|
Appendix II CITES
|
Varanus salvatoril
|
Biawak raksasa
|
Appendix II CITES
|
Varanus timorensis
|
Biawak pohon berinti
|
Appendix II CITES
|
Catatan :
CITTES : Convention on International Trade in
Endangared Species of Wild Flora and Fauna (Konvensi Internasional yang
mengatur perdagangan antarnegara spesies-spesies satwa dan tumbuhan liar yang
teracam punah)
Appendix I : Satwa yang tidak
boleh diperdagangkan secara internasional
Appendix II : Satwa yang boleh diperdagangkan secara
internasional sesuai dengan aturan
yang berlaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar